Peristiwa perang Uhud berakhir
menyedihkan bagi kaum Muslimin, sekitar tujuh puluh orang dari mereka
jatuh Syahid, termasuk Sayidina Hamzah paman Nabi Muhammad SAW.
Pada mulanya, pasukan Islam menang dan
mengusasi pertempuran, namun akibat ketidaktaatan serta
ketidakdisiplinan sekelompok pasukan yang dipimpin oleh Rasulullah
Muhammad SAW, untuk berdiam di atas bukit, akhirnya musuh berhasil
menyerang balik dan pasukan Islam menjadi kocar-kacir. Ada yang
terbunuh, ada yang lari, dan ada sekelompok kecil yang tetap setia
menyertai dan melindungi Rasulullah Muhammad SAW. Sekelompok kecil
pasukan ini menyusun kembali kekuatan dan berhasil mencegah gerak maju
pasukan musuh.
Mereka yang lari adalah karena sebuah isu yang dihembuskan oleh pihak
musuh bahwa Rasulullah Muhammad SAW telah terbunuh, namun setelah
memahami bahwa ternyata Rasulullah Muhammad SAW masih hidup, merekapun
menemui keberanian dan semangatnya kembali, sebagian ada yang jatuh
terluka, tergeletak di atas tanah tanpa mengetahui bagamana nasibnya
nanti.
Salah seorang dari mereka adalah Sa’ad
Bin Rabi’ yang terkena dua belas luka sabetan pedang musuh dengan luka
yang cukup serius. Kala itu datanglah seorang pejuang Muslimin
menghampiri Sa’ad yang terkapar lemas seraya berkata “Aku mendengar
Rasulullah Muhammad SAW telah gugur..!”
Sa’ad Bin Rabi’ kemudian berkata
“Apabila Muhammad SAW terbunuh, maka Tuhannya Muhammad tidak akan pernah
terbunuh, agama serta risalah yang dibawanya akan selalu terjaga, nah
apa yang sedang Kau lakukan di sini..? cepat pergi dan bela-lah
agamamu..!”
Sementara itu Rasulullah Muhammad SAW,
menyusun kembali pasukan Muslim yang telah porak-poranda, beliau
memanggil satu persatu para sahabatnya, untuk mengetahui siapa yang
masih hidup dan siapa yang telah gugur sebagai Syuhada.
Beliau tidak menemukan Sa’ad Bin Rabi’
seraya bertanya, “Adakah diantara kalian yang bersedia mencari
informasi tentang keadaan Sa’ad Bin Rabi’ dan memberitakannya
kepadaku..?” salah seorang dari kalangan keluarga Anshar berkata, “Aku
bersedia ya.. Rasulullah”.
Pergilah lelaki dari keluarga Anshar
tersebut mencari Sa’ad Bin Rabi’ dan kemudian menemukan Sa’ad yang masih
menyisakan beberapa hembusan nafas terakhirnya. Lelaki Anshar itu
berkata, “Wahai Sa’ad… aku diutus oleh Rasulullah Muhammad SAW untuk
mencari tahu apakah engkau masih hidup atau sudah gugur.
Sa’ad Bin Rabi’ menjawab, “Sampaikan
salamku kepada Rasulullah Muhammad SAW dan katakan bahwa Sa’ad telah
gugur, sepertinya aku tidak akan bertahan dan sebentar lagi mati,
katakan kepada Rasulullah bahwa Sa’ad berkata ‘Semoga Allah memberikan
kepadamu sebaik-baik pahala yang diterima oleh seorang nabi..!'” lalu
Sa’ad berkata lagi kepada lelaki Anshar tersebut. “Aku juga punya sebuah
pesan untukmu, sampaikan kepada saudara-saudara Ansharmu dan seluruh
sahabat Rasulullah SAW, katakan bahwa Sa’ad berkata, ‘Kalian tidak akan
memiliki alasan di hadapan Allah SWT kelak di Hari Kiamat, apabila nabi
kalian terbunuh atau terluka, sedang kalian masih hidup dan selamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar