Kisah
Samak bin Kharasyah, atau lebih dikenal dengan nama Abu Dujanah adalah
seorang sahabat Anshar. Pada perang Uhud, diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam
dalam kitabnya “al-Sirat al-Nabawiyyah”.
“Rasulullah Sallallahu A’laihi
Wasallam bersabda, “siapa yang akan mengambil pedang ini (dariku) dengan
haknya ?”. Sesaat tidak ada yang menjawab, Zubair bin Awwam
menyanggupinya, tetapi beliau tidak mau memberikan pedang itu kepadanya,
bahkan beliau mengulangi lagi pertanyaannya. Abu Dujanah bangkit dan
menghampiri Nabi, ia berkata, “Ya Rasulullah, saya akan mempergunakannya
dengan haknya. Apakah haknya tersebut?”.
Zubair bin Awwam berkata, “Ketika aku minta pedang itu kepada
Rasulullah dan beliau tidak memberikannya kepadaku, akan tetapi beliau
memberikan kepada Abu Dujanah, aku berkata dalam hati aku adalah anak
Shafiyyah, bibi Rasulullah, dan aku dari Quraisy, dan aku sudah meminta
pedang itu kepada beliau sebelum Abu Dujanah, tetapi beliau malah
memberikannya kepada Abu Dujanah, bukan kepadaku.
Rasulullah Sallallahu A’laihi Wasallam
bersabda, “engkau ayunkan ia kepada musuh sampai ia tersungkur”. Abu
Dujanah pun berkata, “(kalau begitu) saya akan mengambilnya dengan hak
tersebut”. Maka Rasulullah Sallallahu A’laihi Wasallam pun memberikan
kepada Abu Dujanah.
Maka tatkala Abu Dujanah ra meng.mbil
pedang itu dari tangan Rasulullah Sallallahu A’laihi Wasallam, ia pun
mengeluarkan ikat kepala merah itu dan berjalan di tengah barisan
pasukan dengan gaya keangkuhannya”. Ibnu Hisyam juga meriwayatkan bahwa
Rasulullah Sallallahu A’laihi Wasallam ketika melihat gaya berjalan Abu
Dujanah tersebut, bersabda :
“Sesungguhnya cara berjalan seperti
itu dibenci oleh Allah kecuali dalam situasi (pertempuran) seperti
ini” (yakni di medan jihad, karena akan memotivasi dan membangkitkan
semangat jihad anggota pasukan lainnya)…”
Setelah menerima pedang tersebut, Abu
Dujanah berangkat menyerang kaum musyrikin. Setiap orang yang berhadapan
dengannya, dapat ditewaskannya. Sampai suatu ketika ia bertemu dengan
sekumpulan wanita, salah satu dari mereka adalah Hindun bin Utbah, yang
berkata dengan nada angkuh, “Kami adalah anak-anak perempuan yang mulia,
berjalan di atas bantal-bantal dan bau kasturi. Jika engkau menyerang,
kami akan merangkul. Jika kamu berpaling, kami pun akan berpaling.”
Melihat sikapnya tersebut, Abu Dujanah
akan menyerang Hindun, tetapi wanita itu berteriak minta tolong.
Beberapa saat tidak ada yang datang menolong, Abu Dujanah-pun
meninggalkan mereka. Anas bin Malik yang saat itu bersamanya merasa
heran dan menanyakan mengapa ia tidak membunuh wanita tersebut. Ia
berkata, “Ia menjerit minta tolong, dan tidak ada seorang pun yang
menolongnya, karena itu aku tidak mau menggunakan pedang Rasulullah
Sallallahu A’laihi Wasallam untuk membunuh wanita yang tidak mempunyai
penolong seorangpun.”
Sebelum perang, Rasulullah telah
berpesan kepada kumpulan pemanah supaya tetep menjaga bagian belakang
kaum muslimin dari serangan pihak musuh. Namun ketika kaum musyrikin
mulai kalah dan mundur, kaum muslimin pada ketika itu seperti berada di
ambang kemenangan. Pada ketika itulah, 40 orang dari kumpulan pemanah
yang diamanahkan untuk menjaga di atas Bukit Uhud telah turun untuk
mengumpul harta rampasan perang yang ditinggalkan kaum musyrikin mereka
menyangka telah mencapai kemenangan.
Tatkala kaum musyrikin melihat keadaan
ini, mereka pun menyerang kaum muslimin dari arah belakang. Ketika itu,
kaum muslimin berada di ambang bahaya karena terjepit diantara dua
kumpulan kafir quraisy. Mereka pun mampu mendekati Rasulullah s.a.w dan
mencederakan baginda. Selepas itu, ramai diantara para sahabat yang
hebat membentuk perisai atau benteng untuk mempertahankan baginda.
Diantaranya ialah Abu Dujana. Beliau menerima banyak panahan dan tikaman
tetapi sedikit pun tidak tergerak dari posisinya. Ini membuktikan
betapa cintanya para sahabat kepada Rasulullah sehingga sanggup berbuat
demikian.
Setelah Rasulullah. wafat, di zaman
Khulafa Ar-Rasyidin, ketika Abu Bakar memerintah, Abu Dujana mati syahid
ketika menyerang pasukan Musailama al-Kadzhab yang merupakan pendusta
yang menamakan dirinya rasul.
terima kasih info dan ceritanya, MashaAllah :)
BalasHapus